PROYEK UAS SISTEM MULTIMEDIA


ANCAMAN AI TERHADAP ILUSTRATOR DAN DESAINER GRAFIS

 

Di blog ini saya akan menjelaskan apa yang menyebabkan AI menjadi ancaman bagi para     desainer grafis dan illustrator, selamat membaca !

Nama : Aini Nurul Amri

NIM : 2207135967

Judul Project : Ancaman AI terhadap Ilustrator dan Desainer Grafis

 

AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan semakin marak digunakan secara umum, termasuk digunakan secara komersil. Perkembangan AI juga semakin maju, AI ada yang bisa generating teks dan ada juga yang bisa generating gambar. 

Perkembangan AI ini telah mengubah ranah industri secara luas, termasuk dalam bidang ilustrasi dan desain grafis. Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi telah membawa AI ke dalam peran yang semakin dominan dalam menciptakan karya seni visual yang menarik. Namun, seiring dengan perkembangan ini, muncul pula pertanyaan yang signifikan: Apakah AI akan menggantikan peran ilustrator dan desainer grafis manusia?

Pertanyaan ini memunculkan sejumlah kekhawatiran dan ketidakpastian dalam industri ini. Dalam pendekatan yang bijaksana, penting untuk memahami permasalahan yang terkait dengan peran AI dalam industri ilustrasi dan desain grafis. Apa dampaknya terhadap pekerjaan manusia? Bagaimana peran kreativitas dan nilai tambah manusia dalam konteks ini?


PENYEBAB AI MENJADI ANCAMAN BAGI ILUSTRATOR DAN DESAINER GRAFIS 

Banyak pekerja kreatif termasuk illustrator dan juga desainer grafis merasa bahwa AI akan menggantikan pekerjaan mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya AI yang digunakan secara komersil.

Kemampuan AI untuk menghasilkan karya seni visual yang menyerupai gaya ilustrator dan desainer grafis manusia telah menghadirkan tantangan dalam hal otomatisasi proses kreatif. Ada kekhawatiran bahwa tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia dapat dengan mudah digantikan oleh AI, mengurangi peran dan nilai kreatif mereka.

AI dapat menghasilkan karya dalam jumlah dan variasi yang banyak, waktu yang singkat, dan biaya yang lebih murah daripada menyewa para profesional di bidang tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan pengurangan permintaan terhadap pekerjaan manusia dalam industri ini, karena perusahaan lebih cenderung memanfaatkan kemampuan AI untuk kebutuhan desain mereka.

Meskipun AI dapat menghasilkan karya yang menarik secara visual, ada kekhawatiran bahwa keunikan dan nilai tambah yang diberikan oleh ilustrator dan desainer grafis manusia akan hilang. Kreativitas, pemikiran kontekstual, dan pemahaman emosi manusia adalah elemen yang sulit ditiru oleh AI, dan hal ini dapat mengurangi nilai karya seni.

AI menggunakan database umum yang berisikan semua gambar dan foto yang ada di internet. AI menggunakan semua gambar dan karya seni ini untuk menghasilan karya baru, bahkan karya yang dilindungi hak cipta pun tetap digunakan oleh AI untuk menghasilkan karya baru ini. Dalam beberapa kasus, AI mungkin terprogram untuk menghasilkan gambar yang meniru gaya atau elemen karya seni yang ada, tanpa izin atau pengakuan terhadap hak cipta yang terkait. Pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh AI ini merupakan perhatian yang serius. Pencipta karya seni memiliki hak eksklusif atas karya mereka, termasuk hak untuk mengontrol reproduksi, distribusi, dan penggunaan komersial dari karya tersebut. Ketika AI menghasilkan gambar yang melanggar hak cipta, hal ini dapat merugikan pencipta asli dan melanggar hukum yang berlaku.

 

LANTAS APA YANG DAPAT DILAKUKAN ? 🤔

Di zaman di mana teknologi sedang giat mengalami perkembangan besar-besaran, maka kita juga harus siap untuk menyesuaikan diri dengan teknologi sehingga dapat terus bersaing dalam pekerjaan kita. Gunakanlah teknologi yang ada, seperti AI untuk membantu pekerjaan kita. Belajarlah menggunakan tools-tools yang ada pada AI, sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien. Misalnya menggunakan AI yang ada pada Photoshop yakni generative fill sehingga pekerjaan mengedit foto juga akan lebih mudah.

AI juga dapat digunakan untuk memperluas pemahaman visual dan menjadi tempat mencari inspirasi. Misalnya, gunakan AI seperti chatGPT untuk memberikan brief seputar brand desain imajiner sehingga bisa digunakan untuk menambah isi portfolio desain. Atau bisa juga menggunakan AI seperti DALL-E untuk menggambarkan visi dari ide gambar yang ada di pikiran, ini dapat digunakan jika kesulitan dalam menggambarkan visi ide yang ada.

Pelajari mengenai hak cipta untuk karya seni. Hak cipta akan karya seni sangat penting untuk diketahui bagi ilustrator juga desainer grafis karena hak ini dapat menjaga karya dari penculikan dan masalah ke orisinalitas an karya tetap terjaga. Suarakan juga hak-hak sebagai pekerja kreatif. Salah satunya adalah hak untuk mendapatkan hukum yang jelas terkait hak cipta yang bersangkutan dengan AI.

Selain itu, agar tidak tertinggal dari AI maka teruslah berlatih dan kembangkan skill juga kreatifitas. Jika terus berlatih maka karya yang dihasilkan juga akan bertambah bagus sehingga dapat bersaing dengan AI (Orang akan membayar untuk karya seni yang indah ).

 


TEORI YANG MENDUKUNG PEMECAHAN MASALAH 📃

Pemecahan masalah di atas didukung oleh beberapa teori seputar hubungan pekerjaan manusia dengan AI. Teori-teori itu adalah :

1.     Teori Augmented Intelligence:

Konsep augmented intelligence (kecerdasan yang ditingkatkan) mengacu pada pendekatan yang menggabungkan kekuatan AI dengan kemampuan manusia. Dalam konteks ini, AI digunakan sebagai alat yang memperluas kemampuan kreatif dan produktivitas ilustrator dan desainer grafis, bukan sebagai pengganti mereka. Pemanfaatan AI dapat mempercepat proses, memberikan inspirasi, atau menyelesaikan tugas-tugas rutin, sementara kreativitas manusia tetap menjadi elemen kunci dalam menciptakan karya seni yang unik dan bernilai tambah.

2.     Teori Kolaborasi Manusia-Mesin:

Konsep kolaborasi manusia-mesin berfokus pada bagaimana manusia dan mesin dapat bekerja bersama secara sinergis untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada yang dapat dicapai secara terpisah. Dalam hal ini, ilustrator dan desainer grafis dapat menggunakan AI sebagai alat untuk memperluas pemikiran kreatif mereka, menghasilkan ide-ide baru, dan meningkatkan efisiensi. Kolaborasi manusia-mesin memanfaatkan kekuatan kreativitas manusia dan kemampuan pemrosesan AI untuk mencapai solusi yang lebih baik secara bersama-sama.

3.     Teori Komplemen Pekerjaan:

Konsep komplemen pekerjaan berargumen bahwa perkembangan teknologi cenderung mengubah dan menggantikan beberapa tugas dalam pekerjaan manusia, tetapi pada saat yang sama, juga menciptakan permintaan baru untuk keahlian yang berbeda. Dalam konteks ini, meskipun AI dapat mengotomatisasi beberapa aspek pekerjaan ilustrator dan desainer grafis, peran mereka sebagai kreatif, pemikir kontekstual, dan penangkap emosi manusia tetap diperlukan. Pekerjaan manusia dapat berfokus pada menciptakan nilai tambah yang tidak dapat dicapai oleh AI, seperti menggali konsep-konsep yang dalam, menafsirkan pesan atau cerita, dan memahami kebutuhan klien.

4.     Teori Evolusi Profesi:

Teori evolusi profesi mengatakan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan dalam tugas dan peran dalam suatu profesi, tetapi manusia cenderung beradaptasi dan mengembangkan keterampilan baru untuk tetap relevan. Dalam konteks ilustrasi dan desain grafis, ilustrator dan desainer grafis dapat terus meningkatkan keterampilan mereka dengan memanfaatkan potensi AI. Dengan mempelajari dan menguasai teknologi baru, mereka dapat beradaptasi dengan perubahan dalam industri dan menggunakan kemampuan AI untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas karya mereka.


Baiklah, sekian pembahasan mengenai ancaman AI terhadap ilustrator dan desainer grafis. Terima kasih sudah membaca ✨

Baca dan lihat juga postingan terkait topik ini di media sosial saya yang lain, cek di laman Contact saya  atau cek link berikut !

Laporan Kegiatan | Laporan Dokumentasi | Youtube | Instagram | Twitter 


 

0 komentar